Shiroyuuki Shotaro
-Number of posts : 133 -Age : 28 -Side : Negau -Kelas : I-2 -Registration date : 2010-11-26 -Deskripsi Fisik : Albino/Pendek dan kurus/Punya bekas luka di rusuk kiri gara-gara jatuh dari pohon pas umur 6 tahun
Character sheet Chip: Status: none Pet/Master's name: -
| Subject: Shiroyuuki Shotaro Sun Nov 28, 2010 2:21 pm | |
| Nama : Shiroyuuki Shotaro Nickname : Sho / Shota / Shiro silahkan pilih :) Birthday : 29 Februari 1996 Age : 14 tahun Class : I Side : Negau Club : -
Ciri Fisik : - Jepang peranakan Prusia - Albino - Bola mata merah - Rambut putih perak pucat - Kulit putih pucat - Pendek dan kurus - Punya bekas luka di rusuk kiri gara-gara jatuh dari pohon pas umur 6 tahun
H/W : 152cm / 40kg Bloodtype : AB Likes : Makanan manis (tapi ga boleh makan), pohon, novel dan film Twilight Saga Dislikes : Keluhan, antifans, makanan asam, musim panas Hobby : Lompat pagar, panjat pohon, nongkrong di depan etalase toko permen, Bahasa yang dikuasai : Jepang, Jerman Kelebihan : atletik (masuk klub atletik pas SMP dan ikut lomba untuk kategori lari sprint dan lompat jauh), fisika, jago main piano Kekurangan : Gampang migrain karena photophobia, dense (tidak sensitif), agak self centered karena saking hiperaktifnya. Kewarganegaraan : Jepang Ras : Asia Timur
Tentang Chara :
Shotaro lahir di Okinawa, namun ketika berumur 4 bulan, ia sekeluarga pindah ke Tokyo karena sang ayah mendapat kenaikan jabatan. Shotaro lahir albino dengan membawa sedikit karakteristik wajah dari sang nenek yang berasal dari Prusia. Lahir dengan kasus oculocutaneous albinism membuat Shotaro kecil tidak bisa berlama-lama dibawah terik matahari. Bosan selalu berada di dalam ruangan karena kondisi badannya yang terlalu 'manja' menjadikan Shotaro sebagai anak yang hiperaktif dan impulsif. Lebih khawatir dengan kesehatan mental anak sulungnya, kedua orang tua Shotaro mencari cara agar ia bisa beraktifitas seperti anak normal pada umumnya. Baju tertutup dan juga kacamata selalu menjadi bagian dirinya hingga Shotaro menduduki bangku sekolah menengah pertama. Kulitnya yang dulu terlalu sensitif kini mulai beradaptasi, walaupun tetap memerah jika ia terlalu lama berjemur dibawah sinar matahari. Sedangkan untuk masalah Photophobianya, Shotaro rutin mengkonsumsi obat agar matanya tetap tahan terhadap sinar matahari ketika ia tidak memakai kacamata.
Keadaannya yang albino sempat membuat Shotaro merasa rendah diri karena berbeda dengan anak-anak lainnya. Namun berkat pencerahan sang nenek yang juga pernah merasa terintimidasi karena statusnya sebagai imigran, Shotaro bisa menerima keadaannya dengan lebih lapang dada. Ia mulai pd untuk berteman serta beraktifitas. Tidak disangka-sangka ia cukup diterima oleh teman-teman sekolahnya. Malah ia mulai sedikit narsis dengan ke-albino-annya semenjak populernya kisah Twilight Saga. Kulitnya yang pucat sedikit mirip vampir kini bisa membuatnya berbangga diri. Shotaro menyukai makanan manis namun tidak boleh mengkonsumsi dalam jumlah masal. Kelebihan kadar gula membuatnya lebih hiperaktif hingga bisa menghancurkan batu bata sekali pukul, membuatnya lompat dan lari seharian, serta terjaga semalaman suntuk. Hanya saja 'doping' gula tersebut sangat tidak baik untuk kondisi darahnya dan pada akhirnya kedua orang tua Shotaro melarangnya menyentuh makanan yang manis. Bahkan ia hanya boleh meminum teh tawar. Shotaro memiliki adik yang berjarak 7 tahun dengannya bernama Azumi.
Latar Belakang Keluarga : Di dalam diri Shotaro tidak hanya mengalir darah Jepang tapi juga Prusia. Darah Prusia ia dapat dari sang nenek dari pihak ayah. Nenek Shotaro adalah salah satu orang yang lahir dua tahun menjelang runtuhnya Prusia dan kemudian terbagi-bagi dibawah beberapa kekuasaan. Karena itulah Nenek buyut Shotaro dengan membawa serta sang nenek pindah dan menetap di Jepang. Sang nenek yang notabene berstatus imigran menikah dengan seorang arsitek Jepang (kakek Shotaro dari pihak ayah) melahirkan tiga orang anak. Shiroyuuki Kouta, ayah Shotaro, tumbuh menjadi satu-satunya anak yang mengikuti jejak sang ayah, menjadi arsitek handal di Jepang. Sementara ibu Shotaro berasal dari keluarga yang sukses dan terkenal dengan kabuki dan seni teaternya. Sang ibu, Yoshisaburo Manami, lahir dan dididik sangat ketat sebagai artis kabuki dan terbukti Manami memang berbakat di bidang ini. Sayang bakat tersebut tidak turun ke Shotaro. Keluarga Yoshisaburo tentu saja berharap kelak adik perempuan Shotaro, Shiroyuuki Azumi yang masih duduk di bangku sekolah dasar bisa mengikuti jejak sang ibu.
(Will be added or edited later :)) | |
|