Sekihoutai Spirit

Kazuma sungguh bersemangat ketika ada event yang diselenggarakan di sekolah barunya. Apalagi ini persaingan antar side. Dirinya harus menang dengan membawa bendera Mirai.

Dirinya begitu senang dan sangat antusias dengan acara ini. Perang kan? Oke. Kazuma meminjam dari teman sekolahnya dulu kostum milik Kapten Sagara, Pemimpin pasukan Sekihotai. Ya, cocok sekali dengan Mirai saat ini kan?. Kazuma melihat kostum yang dikenakannya, tidak lupa juga ikat kepala yang bertuliskan 'Mirai' plus 'darah-darah'-an disekitar baju dan mukanya. Kazuma tersenyum senang dengan kostum kapten Sagaranya. Berjalan di lantai satu, melihat dari kejauhan ada seseorang yang memakai seragam Mega Ranger Merah sedang berebut lambang side dengan anak Negau.

Menjauhi daerah tersebut, Kazuma berjalan terus dengan waspada mencari siapakah yang bisa ia ajak 'duel' sekarang ini.

Tak perlu dirinya mengatakan bahwa dia mewakili Mirai karena orang pasti tahu dari ikat kepala yang sekarang ia pakai. "Jadi, ayo anak Negau atau Yume, kita duel!" Berkata cukup keras agar terdengar oleh anak-anak yang lain.

Memangnya mudah bergerak dengan seragam militer seperti ini? Tapi sepatu tinggi dan pakaian berlapis yang berat di tubuh, sama sekali bukan apa apa jika dibandingkan apa yang akan dia lakukan sekarang. Anggap saja ini permainan. Tidak, ini memang permainan. Permainan anak anak yang tidak akan pernah mau seorang Asagi Hiro mainkan. Jadi lebih baik dia tidak menggunakan kata itu untuk menjabarkan apa yang dilakukannya sekarang.

Kakinya melangkah sepanjang koridor lantai satu. Ini pertandingan serius untuknya, dan dia tidak akan bersedia untuk mengalah. Permainan tidak akan pernah membuatnya ingin berpartisipasi, tapi jika tantangan dia tidak akan pernah mundur. Dan dalam kamusnya tidak ada kata kalah. Dia akan menang, pasti, dan dengan sportif. Adil.

Sekarang yang perlu dia lakukan adalah mencari lawan.

Kain terikat di kepalanya. Helaan napas meluncur pelan di bibirnya. Telinganya baru saja menangkap teriakan norak dari seseorang yang sepertinya ingin sekali bertarung. Oh dia juga ingin. Dengan begitu ini saatnya dia menjajal kemampuan. Pertarungannya dimulai sekarang.

Berdiri di depan lawan yang jauh lebih tinggi, membuat Hiro langsung sebal mendadak. Keadaannya tidak menguntungkan, dia tahu itu. Memangnya kenapa? Dagunya tetap terangkat, bola mata yang menatap tajam ke lawan dipenuhi keinginan untuk menang. Tidak perlu banyak bicara, tidak perlu banyak bersuara. Rebut!

Random number (1,3) :

3

Ada langkah mendekat, Kazuma melihat siswa berseragam militer memakai ikat kepala Yume menghampirinya. Tidak mau mundur, tentu saja. Disini adalah medan pertempuran, dan dirinya siap untuk berjuang.

Pemuda itu kini sudah berada didepannya, Kazuma sudah bersiap untuk menghadapi, mata saling beradu. Siswa berseragam militer tersebut ternyata lebih pendek dari Kazuma, meskipun begitu tatapannya begitu tajam. Ternyata anak didepannya sama-sama bersemangat untuk saling mengalahkan.

Siswa Yume ternyata.

Hanya sepersekian detik tangan tersebut berusaha meraih ikat kepala putih Kazuma bertulis Mirai. Kazuma mengelak, tapi sayang ikat kepala itu hampir berhasil terlepas, Kazuma buru-buru menunduk dan membetulkan ikat kepalanya. Dan secara cepat mata Kazuma mengincar ikat kepala lawan dan tangannya meraih ikat kepala side Yume didepannya.

Random number (1,3) :

2

Hampir. Tangannya hanya tinggal beberapa senti dari kain yang ingin direbutnya. Bibirnya tidak berkata apa apa walau dirinya jelas kecewa. Hiro menggertakan giginya, dia seharusnya lebih sabar dan tenang saat menghadapi lawan. Apalagi lawan yang lebih tinggi darinya seharusnya bukan lawan sembarangan. Ah ya, lawan dengan pakaian yang dimatanya cukup norak.

Serangan balasan!

Tangan sang musuh terulur, tepat dan menyambar ikat rambut miliknya sebagai balasan. Kain Yume side kini telah berpindah tangan. Sial! Menjaga jarak sekilas memandangi lawan dengan konsentrasi yang sama. Dia tadi lengah dan sayangnya Hiro tidak ingin kalah di sini! Balas! Dan dia harus meraih lagi ikat kepalanya. Tangannya kembali terulur, mengambil lagi yang seharusnya miliknya.

S-E-K-A-R-A-N-G!

Random number (1,3) :

2

“Yeah!”

Tangan Kazuma menggenggam ikat kepala yang berhasil direbutnya dari prajurit militer didepannya. Wajahnya tersenyum menyiratkan kemengan. Kesigapannya ternyata membuahkan hasil.

Kazuma melihat mata siswa Yume tersebut dan dibalas dengan tatapan tajam dari pemiliknya. Kazuma hanya tersenyum, tangan kanannya masih memegang ikat kepala yang tertempel lambang side Yume tersebut. “Hei, sudah ditanganku nih.” Menunjukkan kain itu kepada pemilik didepannya.

Ternyata lawannya tidak terima, lalu siswa itu bersiap untuk merebut kembali. Kazuma melihat ancang-ancang yang dilakukan prajurit itu, dirinya kini juga bersiap mempertahankan ikat kepala yang sudah berahasil ditangannya.

Ssseeeettt......

Kazuma menyingkir dengan cepat, badannya langsung berpindah beberapa centi dari tempat semula. Tangannya terangkat keatas. “Haha.. Kau tak berhasil merebutnya lagi.”

Kazuma mundur beberapa langkah, dengan senyum, dirinya berniat untuk segera menyelesaikan permainan ini. “Akan kurobek.” Dengan semangat tangan kiri Kazuma memegang lambang Yume yang tertempel diikat kepala tangan kanannya. “Yeahhhhh” Kazuma merobeknya.

Random number (1,2) :

1