Sakabatou Sai

Nama: Sakabatou Sai
Nickname: Sai
Birthday: 11.04.95
Age: 15
Class: 1
Side: Yume
Clubs: Literature and Green Club
Ciri fisik: Berambut putih abu keperakkan, berkulit putih dan bermata kuning. Tubuhnya cukup terbentuk.
H/W: 177/65
Bloodtype: AB
Likes: Mengobrol, tertawa, musik yang enak, Oreo milkshake.
Dislikes: Tidurnya diganggu, kesenangannya diganggu.
Hobby: Mendengarkan musik, hang out dengan temannya, iseng.

+Tentang Chara+

Sai sangatlah My Space dan selalu bersikap santai. Wajahnya selalu ceria dan tanpa beban, selalu tersenyum kemanapun ia pergi. Cenderung memasang senyum misterius apabila ia sudah menemukan sesuatu yang menarik baginya. Sai tak suka dengan orang yang menganggu tidurnya, padahal ia sendiri sangat suka mengganggu tidur orang. Terkadang suka berbicara tanpa dipikirkan sehingga kata-kata yang asal nyablak itu bisa saja menyakiti orang lain. Meskipun begitu, Sai cukup peka dengan sekitarnya sehingga ia juga meminta maaf apabila orang tersebut merasa tersakiti dengan kata-katanya.

+Background Chara+

Sai hidup berkecukupan dengan keluarganya sebelum ayahnya tiba-tiba di PHK dari pekerjaannya dengan tuduhan korupsi. Sejak saat itu, keadaan keluarganya tidak berjalan mulus seperti sebelumnya, dikarenakan ayahnya yang belum siap kehilangan pekerjaan dan juga ayahnya yang selalu menghabiskan uang dengan pergi mabuk untuk menghilangkan stress-nya. Akibatnya, perlahan demi perlahan, keuangan keluarga Sakabatou mulai jatuh.

Sai menganggap ini semua adalah karena salah ayahnya yang tidak mau menerima kenyataan bahwa dirinya telah di PHK, namun ayah Sai menentang keras hal itu dan mengatakan bahwa seharusnya ia memang tidak di PHK karena ia dituduh. Melihat kondisi ayahnya itu, Sai tak bisa berkata banyak dan memutuskan untuk mencari pekerjaan saja, demi menyambung hidup keluarganya sebelum keadaan ekonomi mereka semakin tambah parah.

Sai akhirnya memutuskan untuk bekerja sebagai pembantu di salah satu rumah Yakuza, dikarenakan uang yang digaji selama perbulan bisa membuat keluarganya bertahan hidup untuk beberapa bulan kedepan. Disana, Sai ditugaskan untuk mengurusi anak sang pemilik rumah yang bernama Azzuro. Sang Ibu awalnya menentang keputusan Sai, namun Sai sendiri tidak tahan apabila keluarganya akan terus jatuh melarat. Keinginannya untuk mencari uang akhirnya mendapat izin dari sang Ibu.

Selama bekerja di rumah Yakuza itu, Sai terus menerus mengurusi keperluan Azzuro. Sai awalnya mengira bahwa ia akan mengalami kesulitan di awal-awal bekerja, namun kenyataan tidak berkata demikian kepadanya. Sang anak, Azzuro, ternyata lebih bisa dianggap sebagai sahabat daripada majikan oleh Sai. Azzuro selalu mengajak Sai pergi jalan-jalan, mengajak Sai pergi keluar saat ia membolos les juga, dan terkadang mengajarkan Sai pelajaran-pelajaran yang tidak Sai mengerti di sekolah SMP-nya.

Sampai suatu ketika, sebuah kejadian memilukan terjadi. Hari dimana Azzuro meninggal karena dibunuh. Saat itu, Sai sempat trauma dan shock. Trauma karena sahabatnya mati dan shock dengan kenyataan bahwa ia tak akan bertemu dengan sahabatnya itu lagi dan kebingungan akan pekerjaannya. Pekerjaan Sai diputus sejak kejadian tersebut. Awalnya Sai sempat protes, namun karena ia mendengar bahwa ayahnya kini telah mendapatkan pekerjaan lagi, Sai akhirnya hanya bisa diam dan kembali menjalani kehidupan sehari-harinya sebagai pelajar.

Selesai sekolah SMP-nya, Sai memutuskan untuk pergi ke sekolah asrama di Shiroi Gakuin. Bersyukur karena kedua orang tuanya tidak menentang pilihannya, karena Sai sendiri memutuskan untuk bersekolah asrama karena ia tidak ingin membebani kedua orang tuanya dan ingin belajar hidup mandiri.