Katayanagi Hoshi

Nama: Katayanagi Hoshi
Nickname: Hoshi, Hoshi-san
Birthday: Kitakyushu, 11 November 1993
Age: currently 16
Class: I (next term)
Side: Yume (next term)
Clubs: Literature (planning)
Hair: Golden hazel
Eyes: golden brown
H/W: 172/55
Likes: Good books, waktu santai, friendly people, fine coffee
Dislikes: sesuatu yang tidak adil / tidak seimbang
Hobby: baca buku, menulis jurnal sastra, cerita atau puisi, mendengarkan musik.

Author's note:
Ga ada yang spesial banget soal anak ini kok. Dia baik, tapi kalo ditonjok ya nonjok balik (iyalah XD). Bukan seseorang yang bisa dijadikan pemberi solusi yang baik, karena dia juga tipe yang sulit untuk menolong diri sendiri. :p

Background:
Hoshi lahir di Kitakyushu, lalu pindah ke Tokyo karena sang ayah berniat untuk mengejar mimpi sebagai seorang jurnalis. Sewaktu krisis moneter melanda Jepang, ayahnya terkena restrukturisasi dan kehilangan pekerjaannya sebagai seorang jurnalis. Frustasi, ayah Hoshi menjadi seorang pemabuk yang kerjanya hanya bisa menagih uang untuk beli sake dari sang ibu yang bekerja banting tulang untuk membiayai keperluan keluarga juga untuk menyekolahkan Hoshi. Sewaktu Hoshi duduk di kelas 2 SMP, sang ibunda meninggal karena sakit paru-paru, dan sejak saat itu Hoshi harus bekerja sendiri dan menipu umur untuk hidup.

Hoshi banyak bekerja sebagai pekerja kasar. Misalnya, bantu-bantu di proyek konstruksi sebagai kuli angkut, tukang gali jalan, asisten tukang listrik, dan sebagainya. Tubuhnya penuh bekas luka memar atau bekas luka sundutan rokok karena ayahnya yang pemabuk sering memukul Hoshi atau menghajarnya sekedar untuk pelampiasan amarah, atau karena Hoshi menolak memberikan uang hasil kerjanya untuk membeli sake. Tangannya kasar karena sering mengerjakan pekerjaan buruh kasar dan sama seperti tubuhnya, banyak ditempeli bekas luka.

Sewaktu ia baru saja lulus SMP dan hendak mendaftar ke SMA, Hoshi tak sengaja didorong hingga jatuh oleh sang ayah yang sedang mabuk dari beranda lantai 3 apartemen mereka. Untungnya, jatuhnya Hoshi mengenai bahu kiri lebih dulu dan bukan kepala, sehingga setelah setahun dirawat di rumah sakit (dan sempat koma selama beberapa bulan), lengan dan tangan kirinya tidak dapat sepenuhnya sembuh dan akan merasa pegal atau sakit yang menusuk jika terlalu lelah. Sebagai seorang kidal, hal ini mengganggu untuknya.

Hoshi tipikal bocah SMA biasa. Dia memang cenderung pasif karena situasi depresif yang ada di rumahnya, namun dia cenderung pekerja keras dan keras kepala. Jahil, tapi cenderung pada kejahilan verbal. Bisa ringan tangan di saat situasi mengharuskan. Tenang, walau di dalamnya emosi Hoshi cenderung tidak stabil karena depresi yang kerap melanda jika ia berada di lingkungan rumahnya. Kematian sang bunda menjadi pukulan keras dalam kehidupan Hoshi yang selama ini hanya bergantung dari kasih sayang sang Ibu. Karakternya terbentuk menjadi seorang yang ramah diluar namun dingin di dalam. Munafik, sebutlah begitu. Walau sempat tertekan, penghiburan dari sang paman, Arisue Shigeru, sangat berarti.

Suka membaca dan menulis jurnal sastra karena pengaruh ayahnya yang dulu bekerja di media massa. Sewaktu SMP ia adalah ketua klub sastra, dan sewaktu sang ibu masih hidup, untuk membuang rasa depresinya Hoshi menenggelamkan diri dalam tumpukan buku-buku sastra atau menulis puisi. Ayah Hoshi tidak tahu menahu mengenai kesukaan anaknya pada sastra, dan marah begitu menemukan jurnal-jurnal serta buku-buku milik Hoshi. Baginya, barang-barang seperti itu hanya mengingatkannya pada impiannya yang kandas. Dalam amarahnya itu, ayah Hoshi secara tak sengaja mendorong Hoshi dari balkon lantai 3 apartemen mereka dan membuat Hoshi koma selama beberapa bulan.

Setahun di rumah sakit, pengobatan Hoshi dibiayai oleh Shigeru. Ia melewatkan setahun masa sekolah, dan baru akan menapaki masa SMA begitu ia keluar dari rumah sakit tahun ini. Harapannya hanyalah bisa melewati masa sekolah dengan tenang, lalu langsung bekerja begitu lulus SMA agar ia tak merepotkan siapapun lagi.

Amarahnya pada sang ayah memang sulit untuk padam. Tapi Hoshi juga mengerti mengapa ayahnya berubah begitu drastis menjadi yang sekarang. Mereka sama, hanya korban situasi. Karenanya, walaupun Hoshi sangat marah dan sangat tidak menyukai kelakuan ayahnya, tapi di dalam hati Hoshi masih menyayangi sang ayah. Bagaimanapun, sang ayah adalah satu-satunya keluarga yang dimiliki oleh Hoshi saat ini.