Matsudaira Momiji

Nama: Matsudaira Momiji
Nickname: Momiji, Mo-kun, Micchi
Birthday: Kyoto, 5 Juni 1993
Age: 17
Class: II
Side: Negau
Clubs: Archery
Hair: biru kehitaman
Eyes: ungu
H/W: 164/55
Likes: Pedang tumpulnya, semua jenis katana, dan alam
Dislikes: penyimpangan yang sering dilakukan manusia pada umumnya, musuh keluarga Matsudaira
Hobby: Melatih kemampuan ber-pedangnya lebih dalam, main dengan binatang (except kodok)

Author's note: Anak yang tidak begitu menarik, yang selalu bertingkah sesuatu kata hatinya. Itu yang menyebabkan ia menjadi orang yang terus terang--hingga tak sadar telah menyakiti orang lain. Meski demikian ia selalu memegang prinsip. Paling melindungi semua anggota keluarganya. Ia tipe yang kikuk dan menjadi linglung saat dihadapkan pada hal yang di luar dugaannya sehingga sering dianggap lucu.

Background:

Terlahir di keluarga Matsudaira yang merupakan turunan dari keluarga samurai terpandang sejak zaman Edo. Sedari kecil ia dididik dengan cara samurai dan bertingkah layaknya seorang samurai bayaran. Selalu membawa pedang tumpul sejak kecil hingga sekarang, sengaja meninggalkan pedang aslinya di rumah agar tak 'lepas kendali' karena ia terkenal dengan refleks yang begitu kilat, dan pernah beberapa kali memenggal kepala orang--tentu saja hal ini masih dianggap biasa karena tempat tinggalnya sangat jauh dari keramaian kota. Keluarga Matsudaira memiliki tanah tersendiri dimana itu adalah sebuah desa kramat dan terpencil. Di tanah itu juga hidup beberapa keluarga samurai yang masih tersisa hingga sekarang yang berhasil memiliki keturunan.

Meski keluarganya memiliki jumlah anggota yang banyak, namun ia kehilangan sosok seorang ibu. Di depan matanya, sang ibu dibunuh oleh musuh keluarga Matsudaira. Seperti cerita kuno memang, namun hal seperti ini masih saja terjadi di zaman Jepang yang sudah modern seperti ini. Bahkan cara bunuh diri seperti seppuku masih sering dilakukan di desanya. Tentu saja semua hal ini disembunyikan rapat-rapat dari pemerintahan kekaisaran Jepang. Karena bagi mereka dendam keluarga tetap saja akan menjadi dendam hingga akhir hayat. Dan, Momiji tumbuh besar dalam keadaan yang seperti ini.

Tapi sejak smp Momiji disekolahkan di kota, dan mengalami perubahan drastis pada dirinya karena lingkungan barunya--kemodernan. Itu yang menyebabkan pemikirannya tak lagi kolot, meski masih terasa sifat daerahnya. Ia tinggal di kota bersama dengan salah satu pelayan keluarganya--membuat sifat penyendirinya semakin menjadi. Dan kedatangannya ke Tokyo juga semata-mata keinginannya sendiri. Ia ingin melihat Jepang secara keseluruhan, dan menyingkirkan budaya samurai yang cinta darah. Ia tidak benci keluarganya, hanya ingin membuktikan bahwa zaman telah berubah, dan bukan saatnya lagi untuk balas dendam. Yah...meski ia masih belum bisa melupakan saat terakhir sebelum ibunya meninggal. Tapi balas dendam akan membuat kebencian dalam hatinya bertambah dalam.

Meski sempat adu mulut dengan sang ayah yang merupakan turunan langsung keluarga Matsudaira, akhirnya Momiji berhasil pergi ke Tokyo sendirian. Tentu saja, karena sekolah pilihannya ini--Shiroi Gakuin--memiliki asrama. Perhitungannya dilakukan beberapa hari sebelum hari keberangkatan dengan pesawat.

Semua orang hanya tahu Momiji pergi ke Tokyo karena ingin melihat pusat negara Jepang. Namun Momiji sendiri memiliki alasan lain. Ia mendengar isu bahwa adiknya yang sejak kecil berpisah dengannya--dan sang ayah hanya menjelaskan adik perempuannya itu diadopsi keluarga lain--berada di Tokyo. Aneh memang, dan itu yang selalu mengganjal di hati Momiji hiingga sekarang. Adik perempuan yang bahkan ia sudah lupa wajahnya, ingin sekali Momiji menemuinya dan menanyakan alasan adiknya keluar dari keluarga Matsudaira. Selain itu beberapa mata-mata yang sengaja ia sewa mengatakan musuh keluarga Matsudaira--keluarga Kiyokawa ada beberapa yang tinggal di Tokyo. Ada kemungkinan keluarga yang telah mengadopsi sang adik adalah...keluarga Kiyokawa.

Sebenarnya apa yang terjadi dengan keluarganya dan keluarga Kiyokawa sehingga sang ayah tega melepas putri bungsunya ke tangan musuh? untuk itulah Momiji datang untuk menemukan jawabannya.

Sebagai tambahan, pedang asli keturunan keluarga Matsudaira ada di tangannya, tapi ia letakkan benda itu di kamarnya di Kyoto. Yang ia bawa ke sekolah hanyalah pedang kayu murahan biasa yang dipakai untuk keperluan klub :D